Selasa, 27 Desember 2016

3 Hal Yang Sering dilupakan Orangtua Saat Mengajarkan Kejujuran


Dalam Islam,  mendidik anak adalah hal yang sangat penting.  Ketika anak baru lahir, semua orang terutama orangtua, berdoa agar kelak anak menjadi anak shaleh/shalehah.  Tetapi sejauh mana kita sebagai orangtua sudah berusaha mewujudkan doa tersebut? 

“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu” (Ali bin Abi Thalib).

Kata bijak di atas sepertinya menunjukkan bahwa mendidik anak hal yang sangat sulit untuk diwujudkan, apalagi di zaman sekarang dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang.  Ada hal-hal dasar yang kita harus kembangkan, misalnya bagaimana agar ia menjadi anak yang kuat imannya, baik akhlaknya, dan kuat ilmunya.  Iman dan ilmu akan membuat anak kelak mampu bertahan serta senantiasa memiliki jalan ikhtiar untuk setiap permasalahan yang ia hadapi.  Dan salah satu dasar menjadikan anak kuat imannya yaitu mengajarkan kejujuran
Sebagai orangtua, kita selalu merasa bahwa sudah selalu mencontohkan kejujuran sejak anak kecil.  Tapi terkadang lupa dengan beberapa hal kecil yang mebuat mereka tidak jujur.  Di bawah ini ada beberapa sikap orangtua yang mendorong anak berlaku tidak jujur :

1.  Memaksa Anak Berprestasi
Memaksa anak berprestasi sesuai keinginan orangtua.  Melihat rapor anak kita nilainya bagus senang bukan?   Pernahkah kita menghargainya, seandainya dia tidak mendapat prestasi seperti yang kita bayangkan?  Orangtua perlu belajar menghargai apapun prestasi anak.  Emaks, mencontek di sekolah ketika ulangan juga tindakan yang tidak jujur.  Kenapa ada anak yang mau melakukannya?  Karena anak ingin mendapatkan nilai bagus dan kita mendorongnya melakukan itu.  Mereka ingin kita memandangnya anak pintar.  Padahal anak hanya perlu dimotivasi untuk belajar, bukan mendapat nilai bagus.  Tidak semua anak harus mendapat nilai akademis bagus.  Mereka mempunyai keahlian di bidangnya masing-masing.
Pernahkah Emaks mengantar anak ikut lomba mewarnai ketika usia mereka balita sampai 9 tahun?  Saya pernah beberapa kali ketika anak-anak saya masih kecil.  Pertama kali saya kaget.  Panitia sudah memberi garis batas untuk orantua yang menunggu.  Namun, banyak orangtua yang terus mendampingi anaknya dan memberi instruksi mewarnai yang baik pada anaknya.  Terkadang instruksi diberikan dengan emosi.  Orangtua ingin hasil gambar anaknya bagus bahkan jadi juara.  Sadarkah kita itu perbuatan tidak jujur?  Mengajak anak untuk melanggar aturan yang sudah dibuat oleh panitia.  Biarkan meraka berusaha sendiri sesuai kemampuannya.

2.  Membantu Anak Menyelesaikan Semua Masalahnya
Membantu anak menyelesaikan tugasnya.  Ketika  masih usia prasekolah, orangtua ingin anak bisa menulis.  Namun, ketika pelajaran menulis, anak dibantu menuliskannya karena Emaks tidak sabar.  Masuk usia SD, anak tidak bisa mengerjakan PR Matematika, orangtua sibuk membantu menghitung, bukan mengajarkan.   Mereka bisa dibiarkan mengerjakan sendiri tanpa dibantu menghitung atau menulis.  Yang penting, orangtua ikut membimbing.  Guru di sekolah akan mengerti kalau PR nya masih ada yang salah.  Artinya, pelajaran tersebut masih harus diulang.  Membantu anak mengerjakan PR (bukan membimbingnya) dan menganggap hal tersebut dikerjakan oleh anak, berarti secara tidak langsung sudah mengajarkan anak tidak jujur.

3.  Memaksa Anak Sekolah Favorit
Memaksa anak di sekolah favorit.  Orangtua akan bangga jika anak berhasil lulus seleksi masuk sekolah favorit.  Ketika anak tidak berhasil, merupakan pukulan buat orangtua.  Malu rasanya..  Kok anakku tidak sehebat anak tetangga ya?  Emaks lupa, bawa segala sesuatu sudah ada takdir Nya.  In sya allah itu lebih baik untuk orangtua dan anak.  Terus, emaks melakukan berbagai cara agar anak tetap bisa sekolah di sekolah favorit.  Jangan Maks!  Masih banyak sekolah lain yang pasti cocok dan lebih baik.  Mungkin anak bisa lebih berprestasi di sekolah lain.
Dengan “cara lain” masuk sekolah favorit, orangtua mengajarkan anak berlaku curang dan kelak akan diingatnya. Menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginan .  Dampak yang paling dekat adalah anak semakin malas berusaha untuk mencapai tujuannya.  Kan ada orangtua yang selalu siap membantu.

Tiga hal di atas menjadi “PR” besar bagi kita sebagai orangtua dalam mempersiapkan anak menjadi mandiri dan berakhlak baik.  Tiga hal yang terkadang masih kita lupakan.  Maka, di sini perlunya  orangtua selalu belajar dan belajar.  Menjadikan anak kita siap untuk menghadapi zamannya.  Ayo belajar!


sumber gambar : broadcast.web.id

Sabtu, 24 Desember 2016

Pasca Aksi 212

Tulisan ini, sama sekali bukan ingin membahas tentang segala sesuatu tentang Aksi Super Damai 212.  Juga bukan diperuntukkan mengganggu beranda teman-teman dengan pro dan kontra.  Saya hanya ingin mengangkat beberapa hal positif, yang bisa kita ambil hikmahnya dari aksi tersebut dilihat dari kacamata saya sebagai emak-emak / Ibu Rumah Tangga yang  awam

Ternyata Ummat Islam Bisa Bersatu
Bagi orang yang lapang hatinya, tanpa melihat pro dan kontra, aksi tersebut menunjukkan bahwa ummat Islam Indonesia bisa bersatu.  Mereka yang sebelumnya pesimis dengan ummat yang terkotak-kotak, jadi lebih melihat Islam masa depan, yaitu Islam yang kokoh, In sya allah.  Dengan bersatunya ummat, apa saja bisa dilakukan.  Nggak lagi sekedar “buih” seperti yang banyak dikatakan orang selama ini.  Dengan berpikir positif, kita bisa mewujudkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Indonesia. 

Belajar Saling Menghargai
Ketika aksi tejadi, ih.. serem.. Sesama teman kita jadi saling  mencaci dan mengumpat. Terutama di berbagai sosial media. Menganggap kita paling benar.   Saya kira, ke depannya ini bisa jadi pembelajaran.  Apapun pendapat kita, kemukakan dengan baik.  Apabila kita nggak setuju dengan pendapat teman, sanggahlah dengan baik.  Kalau kita menganggap orang lain menyebar kebencian, kita ikut mencaci dan mengumpat, bukankah itu artinya kita sama dengan mereka?

Yuk Belajar Mencintai Al Qur’an
Allah Swt. berfirman, “Dan Al-Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair, sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung, sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.” (QS. Al Haaqoh [69] : 41-43)
Buat semua teman yang setuju dan tidak setuju dengan aksi 212, yuk kita sama-sama membela Al Qur’an.  Ayo kita sama-sama mebuka Al Qur’an, tilawah, mengkajinya, memahami, dan mengamalkannya.  Ada hal yang jauh lebih besar setelah kejadian kemarin.  Tugas dan kewajiban kita terhadap Al Qur’an yang harus kita tularkan pada anak cucu kita dan orang-orang di sekeliling kita.  Kewajiban yang membuat kita semua benar-benar mencintai al qur’an.

Ayo kita bertekad untuk tidak hanya fokus pada penista Al Qur’an saja.  Tidak juga berfokus dengan pro dan kontra aksi 212 tersebut.  Akan tetapi mari kita juga fokus pada perbaikan diri kita dan ummat.  Mari kita jadikan momentum kemarin sebagai momentum kita kembali kepada Al Qur’an.  Lebih mencintainya, dengan lebih berusaha mengamalkannya.
Sumber gambar : berita360.com

Sumber gambar : viva.co.id


Jumat, 23 Desember 2016

Mengapa Pebisnis Perlu Komunitas?

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial.  Tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.  Kebutuhan orang lain tersebut, salah satunya bisa dipenuhi dengan berkelompok atau berkomunitas.  Tentu saja, komunitas yang diikuti adalah komunitas yang mempunyai profesi sama, tujuan sama, atau ide sama.  Begitu pula dengan pebisnis, khususnya pebisnis pemula.  Mereka memerlukan komunitas. 


Sumber gambar : pebisnis.co.id

Mengapa pebisnis perlu komunitas?  Saya akan menguraikan beberapa hal yang bisa didapatkan dari komunitas.

1.Pebisnis Perlu Distributor

Pebisnis yang sukses perlu dukungan orang lain untuk mau memperdagangkan produknya.  Di komunitas, pebisnis bisa membranding diri dan produk.  Dari sekian anggota komunitas mungkin tertarik dengan barang atau jasa yang ditawarkan.  Salah satu atau lebih dari anggota komunitas kemudian menjadi distributor / reseller barang dan atau jasa tersebut.
Dalam hal ini, berarti komunitas yang diikuti tidak hanya komunitas yang satu profesi pebisnis.  Tetapi pebisnis bisa mengikuti komunitas atau kelompok lain, seperti komunitas menulis, grup alumni sekolah, grup penjual, dan sebagainya.

2.Konsumen

Setelah pebisnis menemukan orang yang menjual jasa atau produknya (distributor / reseller), pebisnis memerlukan konsumen.  Konsumen yang banyak, juga bisa didapat dari komunitas.  Sama halnya dengan mencari distributor / reseller, untuk menjaring konsumen, pebisnis perlu mengikuti berbagai komunitas.

3.Menumbuhkan Ide Kreatif

Komunitas juga diperlukan pebisnis untuk dapat memberikan masukkan atau ide-ide tentang bisnisnya.  Bisnis yang berkembang adalah bisnis yang selalu mengalami inovasi.  Karena konsumen juga akan mendekat dan tertarik dengan inovai-inovasi baru.  Bagi pebisnis yang menjual produk, inovasi harus terus dilakukan agar konsumen tidak berpindah ke lain “hati”. Pebisnis yang menjual jasa, inovasi harus dilakukan agar setiap jasa yang diberikan memuaskan konsumen dan mengajaknya kembali apabila memerlukan jasa lagi.  Di komunitas pebisnis, biasanya banyak sesi-sesi sharing yang dibuat dengan menghadirkan pebisnis-pebisnis lain yang sudah lebih dulu hadir di bidangnya dan lebih maju.  Hal tersebut membantu pebisnis mencari  ide dan inovasi-inovasi baru.

4.Tempat Belajar

Di komunitas, pebisnis bisa terus belajar.  Belajar dari pebisnis lain yang sudah lebih senior dan atau belajar dari training-training yang terkadang diadakan dari suatu Pebisnis nggak boleh berhenti belajar.  Pebisnis harus selalu merasa seperti belum tahu apa-apa atau komunitas.  gelas kosong istilahnya, agar dapat belajar hal yang “baru”.  Hal yang mungkin sudah diketahui sebelumnya, tetapi lupa atau belum diterapkan. 
Pebisnis harus mau berinvestasi uang dan waktu untuk terus menerus belajar.  Biasanya komunitas memenuhi kebutuhan pebisnis akan hal tersebut.

5.Bertemu dengan Partner

Pebisnis memerlukan partner atau teman yang selalu bisa mendorong atau memotivasi.  Pebisnis juga manusia, apalagi bila pebisnis tersebut sekaligus ibu rumah tangga.  Perasaan manusia terkadang mengalami pasang-surut.  Di suatu hari ia semangat, di hari lain ia malas.  Terkadang berani, esok bisa ragu-ragu dan takut.  Dengan menjalin komunikasi dengan sesama pebisnis satu profesi, pebisnis bisa bertemu dengan orang-orang yang pantang menyerah.  Bertemu dengan orang-orang yang selalu semangat dalam menghadapi tantangan kehidupan.  Karena memulai dan melanggengkan bisnis bukan yang mudah. Dari sesi-sesi sharing dengan teman komunitas, pebisnis dapat melihat bagaimana orang lain bisa jatuh dan bangun dengan lebih sukses.  Kesuksesan didapat dari orang-orang yang meu bekerja keras.  Bukan dari orang-orang yang lemah.

Itulah 5 hal penting yang bisa pebisnis dapatkan dari komunitas.  Intinya, dengan berkomunitas / berkelompok pebisnis mendapatkan dan memperluas teman dan jaringan.  Teman dan jaringan adalah orang-orang yang membentuk kesuksesan pebisnis.  Teman, tempat kita sharing, dialog, dan tukar pikiran demi meraih kesuksesan yang gagah.  Teman juga partner agar motivasi terus terjaga dan abadi.  Pebisnis butuh teman juga untuk mendapatkan ide-ide, mimpi-mimpi besar, dan semangat tak terpatahkan. 

Ayo ikuti komunitasmu!  Ayo memperluas dan memperbanyak jaringan dan teman!


Kamis, 22 Desember 2016

3 Bisnis Pendidikan yang Menjanjikan, Mudah, dan Bermodalkan Minim


Salah satu bisnis yang selalu dibutuhkan dan tidak memerlukan modal besar dari segi materi adalah bisnis pendidikan.  Mengapa selalu dibutuhkan? Karena konsumen ini tersedia dari bayi sampai usia tak terbatas.  Yang paling dibutuhkan untuk menjalankannya adalah keahlian.  Penyelenggeraannya bisa dalam bentuk formal, semi formal, atau informal.
Beberapa bisnis pendidikan yang bisa dibuka dengan modal minim antara lain :

1. Bimbingan Membaca, Menulis, dan Berhitung (Calistung)
Lembaga yang menyelenggarakan ini mempunyai target konsumen balita usia 3 sampai 7 tahun, usia pra sekolah sampai usia awal sekolah.  Modal yang diperlukan di awal cukup satu ruangan di rumah dan sebuah meja belajar di bawah dan karpet untuk alas duduk.  Pertama kali, tentu saja pengelola atau pemilik sendiri yang  mengajar.  Pilih buku dipasaran yang kira-kira paling reprensentatif untuk digunakan dalam belajar membaca, menulis, dan berhitung.  Sediakan pula beberapa mainan di ruangan (tidak perlu baru) agar balita merasa nyaman.  Sebagai langkah awal, bisa mengajak orang-orang sekitar untuk ikut serta.  Orang tua akan senang sekali ada yang membantu mengajarkan anak mereka.  Sistem pembayaran bisa diatur per pertemuan atau per bulan. Jangan lupa, beri aturan yang jelas untuk hal ini agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.

2. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar untuk anak usia SD sampai SMA.  Sama dengan bimbingan calistung, pengelola cukup menyediakan ruangan khusus di rumah, meja belajar, dan perlengkapannya.  Di awal, sebaiknya pengelola atau owner yang mengajar sendiri.  Siswa juga membawa buku pelajaran masing-masing.  Sedikit demi sedikit dengan berkembangnya jumlah siswa, baru pengelola mencari guru tambahan dan membuat modul.  Ini membantu menghemat modal. Sistem belajar yang diterapkan untuk bimbingan belajar pemula adalah semi privat, satu guru maksimal mengajar 5 siswa dengan berbeda tingkatan kelas.  Mengapa demikian?  Karena untuk bimbingan belajar pemula, masih sulit untuk membuka kelompok belajar dengan satu tingkatan kelas.  Sambil berjalan, siswa yang mempunyai tingkatan kelas sama bisa dikelompokkan.  Beri aturan yang jelas tentang lamanya belajar, pengelompokkan, pembayaran, dan berbagai admistrasi lain. Bisnis bimbingan belajar bisa dikatakan yang paling dibutuhkan saat ini.  Karena orang tua beranggapan, pelajaran sekolah semakin sulit dan mereka tidak lagi bisa mengajarkan ana-anaknya sendiri.  Apalagi bila bimbingan belajar menyediakan guru untuk SMA.  Inovasi-inovasi seperti pemyelenggaraan bimbingan belajar dengan guru datang ke rumah, privat les, diskon-diskon untuk pelajar berprestasi, bimbingan belajar online, dan lain-lain akan membantu mempercepat perkembangannya.

Sumber gambar : dokumentasi pribadi

3. Kursus Ketrampilan
Yang menjadi konsumen untuk kursus ketrampilan biasanya adalah remaja putri atau ibu rumah tangga.  Penyelenggaraannya juga tidak dalam jangka panjang.  Tapi satu hari sampai beberapa hari tertentu.  Bidang ketrampilan yang diselenggarakan, awalnya disesuaikan dengan keahlian pengelola atau owner.  Contoh kursus ketrampilan yang saat ini banyak diselenggarakan adalah memasak, menjahit, menulis, dan membuat kerajinan tangan.Misalnya, penyelenggaraan membuat berbagai bakery, penyelenggaraan membuat gamis dalam satu hari, membuat tas handmade, menulis artikel, dan sebagainya.  Pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan bahan-bahan dan alat yang digunakan.  Pengelola bisa mengambil keuntungan dari penyediaan bahan dan alat dan tenaga pengajar. 
Di atas hanya 3 contoh bisnis pendidikan yang bisa dikembangkan dengan modal minim.  Masih banyak bisnis pendidikan yang bisa diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pasar dan keahlian pengelola.  Bahkan, dalam satu pengelolaan bisa menggabungkan dua atau ketiga bisnis di atas.  Misalnya, bimbingan belajar yang sudah cukup maju, bisa juga menyelenggarakan bimbingan calistung.  Di saat siswa libur sekolah atau hari-hari tertentu, dengan memanfaatkan keahlian teman-teman, bimbingan belajar juga mengadakan kursus ketrampilan.  Sebut saja, “Stanza House, Rumah Belajar”.  Memyelenggakan bimbingan belajar, bimbingan calistung, dan kursus-kursus ketrampilan.

Mudah bukan?  Terutama untuk ibu rumah tangga yang ingin berbisnis dari rumah.  Yuk mulai berbisnis!

Selasa, 20 Desember 2016

Training @Joeragan Artikel Membantu Mewujudkan Mimpi Saya

Sejak kecil saya suka menulis.  Beberapa kali tulisan pendek saya dimuat di majalah anak-anak yang tekemuka saat itu.  Ayah saya juga sangat mendukung hobi tersebut.  Setiap ada event kepenulisan anak, ayah mengajak mengikutinya.  Begitu pula di sekolah.  Saya beberapa kali diikutsertakan lomba mengarang antar sekolah.  Jadilah, saat itu saya bermimpi menjadi seorang penulis.
            Entah kenapa, dengan kesibukan sekolah dan lain-lain mimpi saya menghilang begitu saja.  Bahkan sejak SMA hampir tidak pernah menulis lagi.  Walaupun semasa kuliah di IPB saya masih tetap tertarik setiap ada seminar atau workshop kepenulisan.
            Akhirnya, sekitar 4 tahun lalu, saya bertemu grup Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) asuhan Indari Mastuti di facebook.  Semangat menulis timbul lagi.  Walaupun kembali hilang karena kesibukan rumah tangga.  Dan sekitar bulan September 2016 saya aktif kembali.  Wow, banyak kemajuan luar biasa di IIDN.  Sekarang Teteh Indari Mastuti, begitu Kami memanggilnya, punya training kepenulsan dan bisnis khusus, selain Sekolah Perempuan, namanya Indiscript Training Centre.  Dari situ saya kenal Ummi Aleeya sebagai salah satu mentor training menulis artikel.
            Lewat perkenalan singkat beberapa hari, saya langsung memutuskan untuk ikut training menulis artikel @JoeraganArtikel yang ownernya Ummi Aleeya.  Suami saya juga langsung setuju, walaupun saat ini keuangan kami sedang tidak baik.  Buat Kami, belajar itu butuh investasi.  Dan belajar di training @JoeraganArtikel yang bekerjasama dengan Indiscript menguntungkan lho!  Kalau menurut istialah suami, worted lah dengan biayanya. 
            Saya mengikuti training ini sih awalnya karena ingin  belajar menulis artikel.   Di sini ada empat kali pertemuan dengan tiga materi yang diajarkan. Pertama, training gampang menulis artikel.  Kedua, cara menulis artikel review.  Dan materi pertemuan ketiga dan keempat adalah cara berpenghasilan melalui blog.  Menarik banget kan? Apalagi ditambah keuntungan tambahan ikutan training menulis ini.  Kita bisa langsung magang menulis artikel pesanan dan jadi penulis inti (kontributor) di emakpintar.org.  Dan tentunya dapat penghasilan!
            Tinggal sedikit lagi impian saya terwujud untuk menjadi penulis.  Menjadi Penulis Artikel. 

            Ada juga yang punya mimpi seperti saya?  Atau ingin menghasilkan uang dari menulis? Bisa ikutan training menulis artikel ini. Training menulis artikel di @JoeraganArtikel dengan owner Ummi Aleeya.   Untuk informasi tentang training ini bisa langsung menghubung Ummi Aleeya di facebooknya.

Senin, 19 Desember 2016

Tips Cantik Emak Berjilbab


Sumber gambar : pixabay.com
Zaman sekarang, jilbab bukan lagi sekedar penutup aurat. Tapi jilbab bagian dari fashion muslimah. Sehingga semakin banyak muslimah dari berbagai kalangan yang menggunakannya. Hal ini juga mempengaruhi berbagai model jilbab dari yang biasa sampai instan. Emaks biasanya ingin juga menggunakan jilbab yang menurutnya cantik. Hanya saja terkadang terbentur dengan waktu dan keadaan. Sulit menggunakan jilbab dengan berbagai model, jika Emaks punya balita. Selain waktu persiapan nggak ada, jilbab tersebut juga hanya sebentar bertahan dengan bentuk “indahnya” karena akan rusak oleh si balita. Beberapa tips memilih jilbab agar Emaks bisa tetap tampil cantik antara lain :

1. Jilbab syar’i
Apapun bentuk jilbab yang Emaks ingin pakai, hendaknya tetap pada tujuan penggunaan jilbab yang utama, yaitu menutup aurat. Jilbab yang digunakan tidak harus panjang sekali, yang penting menutup dada dan leher.

2. Pilih jilbab yang cocok dengan gaya dan kepribadian Emaks
Nggak semua yang terlihat cantik dipakai orang lain, akan cantik juga jika Emaks pakai. Setiap orang punya auranya sendiri. Kalau memang Emaks lebih cocok pakai jilbab dengan model biasa yang sederhana, pakailah yang seperti itu. Untuk menambah indah bisa ditambahkan dengan accessoris jilbab. Dan cocok atau tidaknya Emaks dengan jilbab yang Emaks pakai, bisa ditanyakan kepada orang-orang di sekitar Emaks ketika memakainya. Pernahkan emaks keluar rumah dan mendengar komentar, “Cantik dan segar sekali kelihatannya hari ini? Atau “Bagus jilbabnya, beli di mana?” Itu artinya jilbab yang Emaks gunakan cocok dengan wajah dan karakter Emaks.

3. Pilih jilbab instan yang cocok dengan bentuk wajah
Jilbab yang paling mudah digunakan untuk Emaks pilih adalah jilbab instan. Praktis pemakaiannya dan nggak menyulitkan ketika dipakai. Jilbab instan saat ini ada berbagai model. Pilih jilbab instan yang sesuai dengan bentuk wajah Emaks. Jangan pilih hanya sekedar karena Emaks suka warna dan modelnya. Kalau wajah Emaks bulat, pakai jilbab yang tidak terlalu kencang mengikat wajah dan lebih menutup pipi. Wajah yang lonjong agak lebih mudah memilih, karena bisa cocok dengan bentuk jilbab manapun. Perhatikan pula bahan jilbab yang Emaks pakai. Jangan menggunakan bahan yang tidak nyaman. Biasanya, tiap merk jilbab punya bentuk sendiri. Kalau nyaman ketika dipakai, berarti Emaks cocok dengan jilbab tersebut.

4. Pilih warna jilbab yang pas dengan kulit wajah Emaks
Seorang pembicara pada seminar kepribadian memberikan tips memilih warna jilbab, warna jilbab yang Emaks pakai hendaknya tidak lebih menonjol dari warna kulit wajah kita. Emaks bisa menghadap cermin dengan jilbab ditempel di pipi. Kalau dengan begitu wajah Emaks tampak lebih segar dan sehat, berarti warna tersebut. Emaks yang berwajah putih, pilihlah jilbab dengan warna tegas, seperti hitam, ungu, dan coklat. Jangan pilih warna jilbab soft, karena wajah Emaks akan terlihat bertambah putih dan pucat. Untuk Emaks yang berwajah sawo matang, sebaiknya tidak memilih jilbab dengan warna emas, seperti coklat, caramel, dan orange. Sebaliknya jika Emaks berwajah hitam, cocok dengan warna-warna soft, seperti kuning dan pink, atau jilbab dengan warna kontras seperti merah.

5. Pakai ciput atau dalaman
Yang satu ini jangan lupa ya Maks! Agar jilbab yang kita pakai mudah membentuknya dan tidak mudah bergeser.


Mudah bukan untuk tetap berpenampilan cantik, meski berhilbab dan rempong dengan anak? Yang penting Emaks selalu menjadi diri sendiri dan percaya diri.  Dan yang terpenting, kecantikan dari hati atau inner beauty.