Belajar menjadi perempuan dan ibu yang sederhana tetapi bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling dengan tulisan.
Rabu, 30 Mei 2018
Menyambut Idul Fitri dengan Pakaian Baru
Selasa, 08 Mei 2018
Monasku Indonesiaku
Monasku Indonesiaku
Sabtu, 5 Mei 2018 komunitas Emakpintar Jabodetabek mengadakan pertemuan atau istilah kerennya kopi darat, disingkat kopdar. Sebuah pertemuan piknik ala emak-emak. Duduk di Taman Monas, menggelar tiket, makan bersama, sharing, dan selesai. Banyak pelajaran yang didapat dari pertemuan ini. Apalagi founder Emakpintar, Teh Indari Mastuti ikut hadir mencharge semua yang hadir dengan semangatnya.
Sudah beberapa tulisan sebelumnya membahas hal ini. Yang ingin dibahas kali ini adalah tempat kopdar tersebut, Monas. Yang ternyata, meskipun anggota kopdar bertempat tinggal di wilayah Jabodetabek, ada yang baru pertama kali ke Monas, atau sudah puluhan tahun tidak ke Monas.
Monas, merupakan tugu yang didirikan oleh pemerintahan Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno. Dengan gedung yang menjulang tinggi dan puncak atasnya merupakan emas murni yang beratnya tidak terbayangkan. Sejak itu, Monas menjadi ikon Kota Jakarta sekaligus Indonesia.
Monasku, Indonesiaku sampai kini masih menjadi ikon Indonesia yang hampir terlupakan oleh orang Jakarta sendiri. Banyak yang berkunjung ke sini justru adalah orang-orang dari wilayah lain. Ironis bukan? Padahal Monas merupakan tempat wisata murah meriah. Wisata edukasi yang sangat menarik. Yuk kita intip ada apa saja di Monas.
1. Taman dan Lapangan Luas
Pintu masuk Monas saat ini hanya satu di depan Balai Kota Jakarta. Lapangan parkir terpisah dengan taman. Pemisahan dibuat dengan pagar bertuliskan Lenggang Jakarta di depannya. Setelah itu, kita akan melewati taman jajan Monas dan juga area bermain anak.
Sampai di dalam, akan ada lapangan sekaligus taman tempat kita bisa berpiknik. Sampai sini tidak ada pungutan atau pembayaran tiket masuk.
2. Kereta Mini
Di dekat pintu masuk lapangan Monas ada halte naik kereta mini. Kereta akan mengantarkan pengunjung ke tugu Monas. Semakin siang akan semakin banyak antrian di halte kereta mini ini.
3. Museum Dongeng
Masuk tugu Monas bagian bawah, kita akan menemukan museum Indonesia. Di sini kita akan melihat foto berbagai pahlawan dan mendengarkan banyak cerita rakyat dari Indonesia.
4. Museum Perjuangan
Museum ini tidak selalu terbuka untuk umum. Di dalamnya ada biorama perjuangan rakyat Indonesia dari berbagai daerah. Ada juga rekaman suara asli Ir Soekarno ketika membacakan naskah proklamasi.
5. Puncak Tugu Monas
Terakhir adalah puncak tugu Monas. Jika hari masih pagi, kita masih dapat mengunjunginya sampai ke sini. Jam 14, puncak sudah ditutup. Dari sini kita dapat melihat berbagai pemandangan ibu kota sampai jauh.
Menarik bukan Tugu Monas dan sekitarnya. Ada banyak suvenir khas Jakarta, makanan tradisional, dan alat transportasi di sekitar sini. Rugi jika kita mengaku orang Jakarta tetapi belum pernah mengunjungi Monas. Monasku Indonesiaku.
Wow Mengerjakan 1001 Pekerjaan Dalam Sehari
Wow Mengerjakan 1001 Kegiatan dalam Sehari
Lihat judul di atas, terbayang jauh.. Benar nggak sih ada orang yang bisa mengerjakan ratusan pekerjaan sekaligus? Dan selesai semua?
Ternyata, menurut Indari Mastuti, founder Indscript Creative dan Enak Pintar dalam kopi darat Emak Pintar Jabodetabek, semua perempuan bisa melakukannya. Bahkan banyak hal dilakukan tidak terasa. Namun terkadang hal tersebut membuat ada pekerjaan yang terlupakan.
Bagaimana cara mengerjakan semuanya tanpa lupa? Di bawah ini tips dari Teh Indari Mastuti :
1.Melakukan Pencatatan
Di pagi hari, sebelum melakukan pekerjaan catatlah semua hal penting yang harus dilakukan selama sehari. Catat semua hal dari yang paling kecil hingga besar. Misalnya mencuci, menyetrika, mengirim email kepada siapa saja, menerima email, membaca, dan seterusnya. Dengan pencatatan kita akan melihat hasilnya menakjubkan. Ternyata ada ratusan pekerjaan yang kita lakukan setiap hari. Ajaibnya, kita akan menemukan bahwa banyak waktu luang yang tersisa. Istirahat bukan hal yang mustahil. Satu lagi, dengan mencatat tidak akan ada pekerjaan yang tertinggal.
2.Tidur Awal dan Bangun Lebih Pagi
Agar dapat mengerjakan semua pekerjaan, membiasakan diri tidur awal dan bangun lebih pagi baik untuk ibu rumah tangga dan pekerja. Jika kita sudah melakukannya secara rutin, anak akan mengikuti irama orang tua. Bagi muslimah, ini akan menguntungkan. Sholat malam atau sholat tahajud bisa dilaksanakan lebih sering.
3.Mengelompokkan Pekerjaan
Setelah terbiasa melakukan nomor satu dan dua, dengan sendirinya pekerjaan akan mudah dikelompokkan. Pekerjaan perempuan sehari-hari dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu pekerjaan ibu rumah tangga sehari-hari, bisnis, kantor, dan aktivitas sosial.
4.Mendelegasikan Pekerjaan
Beberapa pekerjaan yang tidak strategis bisa didelegasikan pada orang lain. Misalnya, bisnis semakin maju, tentunya kita membutuhkan asisten rumah tangga untuk pekerjaan di rumah. Semakin maju lagi, kita akan membutuhkan tim work.
5.Mencatat Ide
Terakhir, setelah semua dilakukan dan ada waktu luang, jangan lupa mencatat ide. Bahkan ide status juga bisa dicatat, agar semua hal bisa konsisten.
Sebagian dari kita, mempunyai masalah sama. Ibu rumah tangga, yang seakan-akan waktunya habis di rumah. Jadi, apa salahnya mencoba tips di atas. Selamat berkarya. Semoga sukses.
Senin, 07 Mei 2018
5 Tips Mengatasi Anak Kecanduan Gadget
Sekarang ini, gadget menjadi masalah besar dalam dunia pendidikan. Khususnya anak usia pra sekolah sampai usia sekolah. Yah, gadget sekarang menjadi candu bagi siapa saja. Tidak terkecuali, menimpa anak-anak usia balita. Orang tua bingung, setiap memerlukan gadget, harus berebut dengan balita. Padahal beberapa aktivitas tergantung pada gadget. Pebisnis online, misalnya.
Sementara masalah kecanduan gadget pada anak usia sekolah lain lagi. Gadget mengurangi waktu belajar, waktu bermain, bahkan waktu makan dan istirahat. Belum lagi akibat psikologis dari menggunakan gadget untuk bermain games dan nonton YouTube. Paparan pornografi mudah memasuki dunia anak. Game-game tidak mendidik meraja lela.
Apa yang harus dilakukan orang tua untuk mengatasi hal di atas? Setidaknya ada 5 tips mengatasi kecanduan gadget yang bisa diikuti dirangkum dari berbagai sumber.
1. Kurangi Waktu dengan Gadget Secara Perlahan
Jika anak sudah terlihat sangat menyukai gadgetnya, lebih dari 3 jam sehari, dan sukar dialihkan, kurangi waktunya sedikit demi sedikit. Buat perjanjian yang konsisten dengan anak. Misalnya, jika pada balita, hanya boleh memegang gadget setelah mandi pagi dan sore. Untuk anak usia sekolah diberi batasan waktu. Awalnya anak akan tantrum, mengamuk dan menangis selama beberapa hari. Seiring berjalannya waktu, mereka akan terbiasa.
2. Alihkan dengan Aktivitas Lain
Alihkan dengan aktivitas lain yang disukai anak. Jika anak laki-laki usia sekolah, mungkin bisa dimasukkan klub olahraga . Sedangkan bagi balita, beri mainan seperti balok, mainan mobil Anda, mainan masakan, dan sebagainya. Khusus untuk balita, tentunya pada jam-jam tertentu mereka harus ditemani dalam bermain. Buatlah perjanjian, jika Bunda selesai mengerjakan A, kita bermain bersama. Jangan seharian kita sibuk dengan pekerjaan sendiri. Balita akan senang ditemani bermain.
3. Hadirkan Lingkungan Baru
Anak usia sekolah sesuai penjelasan di atas, diajak masuk klub olahraga. Bisa juga diajak bermain dengan teman sebaya. Undang teman sebaya bermain di rumah, tanpa membawa gadget. Jangan khawatir rumah kita berantakan karenanya. Bukankan lebih mudah membereskan bekas mereka bermain dibandingkan mengembalikan kebiasaan yang sudah kecanduan gadget?
4. Waktu Orang Tua Untuk Gadget Juga Dibatasi
Ingin anak tidak kecanduan gadget, tetapi orang tua berlaku sebaliknya? Maka itu tidak mungkin terjadi. Sebagai orang tua, kita juga harus memberi waktu khusus memegang gadget. Beri pengertian pada anak, bahwa saat itu kita harus bekerja menggunakan gadget. Tanpa pengertian dan konsistensi, yang kita inginkan tidak akan tercapai.
5. Memberi Anak Gadget Bila Saatnya Tiba
Anak diberikan gadget saat usia SD atau saat balita, berarti kita memberinya racun. Akibatnya akan kita rasakan sendiri. Berikan anak gadget saat mereka sudah mampu mengontrol perilaku. Tidak perlu merasa tidak tega melihat anak tidak punya gadget sementara teman-temannya punya. Setelah anak usia SMA minimal baru bisa diberikan gadget. Anak usia ini umumnya sudah bertanggung jawab jika sebelumnya kita sudah memberi pendidikan tentang gadget yang baik.
Anak kecanduan gadget? Cobalah tips di atas. Semoga kita semua terhindar dari hal-hal negatif dampak teknologi.
#RKIPamulang
#AyoLebihBaik
Sumber foto : pixabay.com
Rabu, 02 Mei 2018
Sibuk dan Produktif
Pernahkah merasa sibuk? Saya pernah mengalaminya. Rasanya waktu 24 jam tidak cukup dalam sehari. Padahal seharian hampir tidak pernah istirahat. Namun tetap banyak pekerjaan yang terbengkalai. Apakah sesuatu yang membuat sibuk selalu produktif?
Ternyata, sibuk tidak sama dengan produktif. Bahkan, kegiatan yang membuat kita sibuk ternyata justru tidak produktif. Lho? Agar lebih jelas, kita lihat perbedaan antara sibuk dan produktif terlebih dahulu.
1.Waktu
Telah disebutkan di awal, bahwa orang yang sibuk merasakan waktunya tidak cukup 24 jam sehari. Selalu ada pekerjaan yang belum selesai. Sementara orang yang produktif tidak demikian. Waktu 24 jam cukup baginya. Banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan.
2.Multitasking
Multitasking dilakukan oleh orang yang sibuk. Sambil mengerjakan tugas kuliah, menonton YouTube dan menuliskannya. Orang yang produktif hanya mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu. Misalnya, jam 7 sampai jam 8 mengerjakan tugas kuliah. Selanjutnya jam 8 sampai jam 9 menonton YouTube untuk dituliskan.
3.Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai orang yang produktif jelas. Seperti contoh di atas, menyelesaikan tugas kuliah di waktu jam 8 sampai 9. Selesai dalam waktu 1 jam. Orang yang sibuk, banyak target. Terkadang tidak tahu tujuan yang ingin dicapainya.
Demikian perbedaan antara sibuk dan produktif, seperti dilansir dalam Chanel Mudakreatif.id. Berarti kesibukan tidak membuat seseorang produktif. Kegiatan produktif mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Manajemen waktu yang baik. Sehingga semua pekerjaan selesai. Hak tubuh untuk istirahat juga terpenuhi. Pencatatan menjadi hal yang penting di sini.
Lalu, bagaimana dengan profesi ibu rumah tangga? Termasuk kegiatan produktif atau kesibukan? Jawabannya kembali pada diri masing-masing. Jika ibu rumah tangga dapat mengatur waktunya dengan baik dan dapat menyelesaikan pekerjaan sehari-hari berarti produktif. Sekali waktu ada kegiatan yang tidak terencana masuk ke dalamnya, bukanlah masalah.
Ayo menjadi perempuan produktif dari rumah. Bangga menjadi ibu rumah tangga.
#RumahKeluargaIndonesiaPamulang